Kamis, 04 Agustus 2011

Sebuah Impian

Ketika untuk bermimpi saja kita tidak berani, maka kita pantas untuk dikatakan menjadi manusia termiskin di dunia.Dalam hidup ketika kita tidak mempunyai impian atau rencana, maka apa lagi yang akan kita harapkan. Karena ketika kita tidak punya impian maka dalam melakukan setiap aktivitas atau pekerjaan, maka tidak ada nilai tambah dalam aktivitas tersebut. Tidak ada lagi asa yang bisa digantungkan untuk bisa dijadikan pegangan dalam melakukan setiap pekerjaan. Impian akan menjadi arah yang akan menuntun tindakan anda untuk mencapainya. Andrie Wongso motivator No 1 Indonesia pernah mengatakan kita harus berani untuk bermimpi, karena pemimpi besar belum tentu sukses tapi orang sukses sudah pasti pemimpi besar.
Segala sesuatu yang ada di dunia adalah hasil impian penciptanya, dan sesuatu di buat dua kali yaitu di benak penciptanya, dan yang kedua dalam wujud riil. Contohnya Bill Gates jauh-jauh hari sudah bermimpi bahwa suatu saat nanti setiap rumah akan terdapat Personal Computer yang padahal waktu itu sejarang mengatakan bahwa ukuran komputer sangat besar. Dan dulu itu merupakan hal yang tidak mungkin dan banyak yang mengatakan itu sesuatu yang konyol. Tapi toh nyatanya fakta berkata lain, sekarang ketika dalam rumah atau kantor anda punya komputer, maka sesungguhnya anda telah kena sumpahnya si Bill Gates, yang itu semua berasal dari impian dia.

Kamis, 12 Mei 2011

Uji Slump


Uji Slump
Untuk memeriksa kelayakan campuran air dalam campuran beton, ada percobaan sederhana yang dapat dilakukan dengan praktis di lapangan yang disebut “uji slump”.
Cara Pengujian
Siapkan bahan dari campuran beton yang akan digunakan untuk membangun rumah. (untuk rumah sederhana, campuran beton yang akan direkomendasikan adalah 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil)
Siapkan alat berupa silinder kerucut terpancung, cetok dan besi penusuk.
Langkah Uji Slump
1.      Campur bahan penyusun beton (1 semen, 2 pasir, 3 kerikil) dengan air (banyaknya air sesuai dengan air yang bisa anda tambahkan dalam membuat campuran beton). Aduk sampai merata. Untuk pengujian di lapangan, proses pencampuran dapat menggunakan cara biasa/manual.
2.      Memasukan campuran ke dalam cetakan
a.       Campuran beton dimasukkan ke dalam cetakan dengan isi ± 1/3 dari total isi silinder, kemudian tusuk-tusuk dengan besi penusuk sebanyak 25 kali.
b.      Setelah itu lakukan pengisian kedua sampai isinya mencapai ± 2/3 dari total isi silinder, kemudian tusuk 25 kali.
c.       Lanjutkan dengan pengisian ketiga sampai silinder penuh, tusuk 25 kali lalu tambahkan campuran beton sehingga hasilnya rata. (penusukan dilakukan sedemikian sehingga tusukan tidak sampai menembus lapisan sebelumnya)
3.      Tahan silinder selama 30 detik kemudian angkat silinder.
4.      Lakukan pengukuran.
-          Ketinggian uji slump adalah ketinggian awal (30 cm) dikurangi ketinggian adukan yang telah dilepaskan dari alat (x).
-          Slump = 30 – x
-          Batas normal yang baik bagi slump adalah 6 – 8 cm.

Senin, 04 April 2011

GEMPA

Gempa adalah getaran bumi yang terasa di permukaan, akibat terjadinya pelepasan energi yang cepat, karena adanya pergeseran pada kerak bumi.
Jenis gempa :
1. Gempa tektonik : getaran akibat pergerakan pada plat bumi atau daerah patahan (sesar)
2. Gempa vulkanik : getaran akibat pergerakan magma
3. Gempa tanah runtuh : getaran akibat reruntuhan gua di bawah permukaan tanah

Prinsip terjadinya gempa
Kondisi daerah pra gempa, di sebagian kerak bumi terdapat retakan berupa sesar/patahan. Apabila mendapat tekanan, terjadi penimbunan energi sepanjang bidang sesar. Setelah tertimbun relatif lama, akumulasi energi cukup kuat untuk menggeser bidang sesar, menghasilkan pusat gempa. Energi terlepas secara cepat sebagai gelombang gempa yang menjalar ke segala arah.

Dampak pada bangunan
Gempa bumi menyebabkan goyangan pada tanah sehingga goyangan pada bangunan di atasnya akan ikut tergoyang. Sesuai hukum kelembaman Newton, meski dasar bangunan bergerak bersama tanah, atap bangunan cenderung tetap berada di posisinya. Akan tetapi karena dinding dan tiang-tiang saling berhubungan dengan atap, maka atap akan terseret bersama rumah.
Keadaan ini mirip saat kita berdiri di dalam bus kota yang tiba-tiba berjalan, kaki kita bergerak bersama bus sementara badan kita terdorong ke belakang.
Kecenderungan untuk tetap pada keadaan semula tersebut disebut inersia. Pada bangunan, karena dinding atau tiang bersifat fleksibel, gerakan atap berbeda dengan tanah.